Selasa, 08 Januari 2013

MAKALAH PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP SEMANGAT NASIONALISME BANGSA INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Globalisasi merupakan proses tatanan masyarakat yang tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi dapat mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara baik secara langsung maupun tidak langsung. Globalisasi tidak hanya menjadi tantangan, tetapi juga sekaligus merupakan peluang untuk lebih mengetahui kehidupan lain di berbagai belahan dunia.
Globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan negatif diberbagai bidang kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang akan berpengaruh  pada semangat mewujudkan nilai-nilai nasionalisme bangsa.
Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional terutama globalisasi. Disadari atau tidak, nasionalisme bangsa memberikan pengaruh yang besar bagi kemajauan suatu bangsa tersebut.
Untuk memahami kaitan antara globalisasi dan nasionalisme bangsa, maka  makalah ini berusaha menjelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian nasionalisme, gambaran nasionalisme bangsa Indonesia saat ini, serta pengaruh globalisasi.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Apa yang dimaksud dengan nasionalisme ?
  2. Bagaimana wujud nasionalisme Bangsa Indonesia saat ini ?
  3. Bagaimana pengaruh dari globalisasi terhadap nasionalisme Bangsa Indonesia?
  4. Bagaimana cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme ?
C.    Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
  1. Untuk menjabarkan pengertian dari nasionalisme.
  2. Untuk menggambarkan wujud nasionalisme Bangsa Indonesia saat ini.
  3. Untuk mengetahui pengaruh dari globalisasi terhadap nasionalisme Bangsa Indonesia.
  4. Untuk mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme

BAB II
PEMBAHASAN
 A.    Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri serta kesadaran anggota dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa.
Nasionalisme menurut pendapat  para ahli adalah sebagai berikut :
a)    Joseph Ernest Renan mengatakan bahwa nasionalisme adalah sekelompok individu yang ingin bersatu dengan individu-individu lain dengan dorongan kemauan dan kebutuhan psikis. Sebagai contoh adalah bangsa Swiss yang terdiri dari berbagai bangsa dan budaya dapat menjadi satu bangsa dan memiliki negara.
b)   Otto Bauer mengatakan bahwa nasionalisme adalah kesatuan perasaan dan perangai yang timbul karena persamaan nasib, contohnya nasionalisme negara-negara Asia
c)    Menurut Hans Kohn nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi inividu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. dan bangsa.
d)   Louis Snyder mengemukakan nasionalisme adalah hasil dari faktor-faktor politis, ekonomi, sosial dan intelektual pada suatu taraf tertentu dalam sejarah. Sebagai contoh adalah timbulnya nasionalisne di Jepang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasionalisme adalah kecintaan alamiah terhadap tanah air, kesadaran yang mendorong untuk membentuk kedaulatan dan kesepakatan untuk membentuk negara berdasar kebangsaan yang disepakati dan dijadikan sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam menjalani kegiatan kebudayaan dan ekonomi.
Jiwa nasionalisme akan tumbuh di tengah masyarakat ketika ada sesuatu yang mengganggu atau mengancam dirinya. Jiwa nasionalisme ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak berpindah-pindah. Saat itu, tentu akan tumbuh naluri untuk mempertahankan negerinya, tempat hidupnya, dan menggantungkan diri. Hal yang serupa  juga tampak pada hewan. Saat ada ancaman dari pihak luar yang hendak menyerang atau mengganggu mereka, maka tumbuhlah semangat untuk dapat mempertahankan diri dari segala ancaman. Namun, ketika suasanya sudah kembali aman, semangat itu akan menghilang.
B.     Nasionalisme Bangsa Indonesia Saat Ini
            Menurut James G.Kellas (1998: 4), nasionalisme merupakan suatu bentuk ideologi. Seseorang yang memiliki jiwa nasionalisme akan merasa menjadi bagian dari suatu bangsa. Walaupun orang tersebut sedang berada di luar wilayah, namun akan tetap memiliki ikatan yang kuat pada daerah asalnya. Begitu pula dengan bangsa Indonesia. Walaupun orang tersebut sedang berada di luar negeri, tentu akan ada rasa memiliki terhadap Negara Indonesia.
Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul karena adanya kolonialisme. Penjajahan yang dilakukan oleh Jepang dan Belanda dan penderitaan yang harus dirasakan akibat terjajah telah mampu melahirkan semangat kebersamaan sebagai satu kesatuan yang harus bangkit dan hidup menjadi bangsa merdeka.
Diakui atau tidak saat ini semangat nasionalisme bangsa Indonesia semakin berkurang. . Semangat nasionalisme yang dulu pernah berkobar di dalam jiwa bangsa Indonesia ketika melawan penjajah, nampaknya kini telah sirna bersama jasad para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.
Tak ada lagi semangat-semangat nasionalisme dalam diri bangsa Indonesia. Mereka seakan lupa akan perjuangan para pahlawan-pahlawan bangsa yang telah mengorbankan harta benda dan nyawa serta keluarga mereka. Sungguh besar jasa mereka, sungguh tinggi jiwa nasionalisme mereka.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi bangsa Indonesia pada masa sekarang ini. Tidak ada lagi jiwa nasionalis yang dapat ditunjukan kita, kita seakan malah menganggap remeh mereka para pejuang yang telah berjasa kepada kita. Hal ini dapat kita lihat dari perhatian pemrintah terhadap nasib para veteran . Kita terlalu sibuk dengan kehidupan diri kita sendiri tanpa memikirkan nasib orang lain di sekitar kita.
Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional sebagai dampak negatif globalisasi. Tanpa adanya semangat nasionalisme, maka akan timbul perpecahan dan disintegrasi bangsa Indonesia. Tanpa adanya semangat nasionalisme dalam setiap jiwa bangsa Indonesia, maka akan dengan mudah bangsa lain mengobrak-abrik bahkan menjajah kembali Indonesia. Tentu saja ini semua tidak kita inginkan terjadi, walaupun sebenarnya kini sudah mulai muncul tanda-tanda akan hal itu. Hal terbaik yang perlu kita lakukan adalah memunculkan kembali semangat nasionalisme untuk bersatu melawan segala ancaman yang akan mengancam integritas kita sebagai bangsa Indonesia.

C.    Pengaruh Globalisasi terhadap Nasionalisme Bangsa Indonesia
Salah satu faktor kuat yang terus mengikis nasionalisme bangsa Indonesia adalah globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Edison A. Jamli dkk. Kewarganegaraan. 2005).
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan peran yang sangat penting bagi berlangsungnya proses globalisasi.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh negatif, dimana pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka pandangan masyarakat secara global.
Dampak Positif Globalisasi Terhadap Nasionalisme
a)      Bidang Politik
Dari segi politik, globalisasi akan memberikan pengaruh positif pada pemerintahan sehingga dapat dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan merupakan bagian terpenting dari suatu negara, maka apabila pemerintahan dijalankan secara baik tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Wujud tanggapan tersebut dapat berupa semangat nasionalisme terhadap bangsa dan negara.
b)      Bidang Ekonomi
Dari aspek ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
c)      Bidang sosial budaya
Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Nasionalisme
a)         Globalisasi dapat memberikan pandangan pada masyarakat bahwa liberalisme dapat membawa perubahan yang baik pada mereka. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
b)        Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
c)         Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya yang cenderung meniru budaya barat.
d)        Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
e)         Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka pandangan masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Dikalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
D.    Cara Menyikapi Dampak Negatif Globalisasi
Pada masa sekarang ini satu hal yang perlu dibenahi oleh bangsa Indonesia adalah mentalitas warga masyarakatnya. Sikap mental yang kuat dan konsisten serta mampu mengeksplorasi diri adalah salah satu bentuk konkrit yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini. Saat ini memang bangsa Indonesia sedang mengalami masa-masa keterpurukanya dalam dunia internasional.
Krisis multidimensi yang di barengi dengan krisis ekonomi yang berkepanjanganlah yang menyebabkan kegoncangan dan keterpurukan mental Indonesia. Bangsa Indonesia yang pada masa dahulu terkenal dengan kebudayaan yang begitu eksklusif dan memukau serta penduduk yang ramah-tamah di dukung juga oleh kondisi geografis yang sangat strategis dan dikaruniai tanah yang subur, sekarang justru berubah180 drajat. Hal ini tidak lepas dari mentalitas warga pendukung yang sangat lemah.
Globalisasi merupakan suatu proses yang tak terelakkan. Kita tidak mungkin mengabaikan serta menghentikan proses globalisasi. Agar dampak globalisasi tidak merusak kehidupan masyarakat maka kita harus mengetahui sisi positifnya, sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak negatif globalisasi globalisasi dapat mempengaruhi tingkah laku kita dalam kehidupan sehari – hari. Untuk itu kita harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi globalisasi , khususnya dari pengaruh negatif.
Beberapa contoh sikap untuk menghadapi dampak negatif dari globalisasi misalnya :
  1. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
  3. Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan perilaku yang benar dan salah.
  4. Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
  5. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
  6. Mempertimbangkan setiap perbuatan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
  7. Menggunakan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
  8. Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak baik dan tidak terpengaruh terhadap lingkungan dan pergaulan buruk.
  9. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
  10. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air, kesadaran yang mendorong seseorang untuk membentuk kedaulatan dan kesepakatan  membentuk negara berdasar kebangsaan dan dijadikan sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam menjalani kegiatan kebudayaan dan ekonomi.
Nasionalisme Indonesia muncul karena adanya kolonialisme. Penjajahan dan penderitaan yang dialami memunculkan semangat untuk bersatu melawan segala bentuk pejajahan. Berdirinya Boedi Oetomo (1908) menjadi tanda kebangkitan nasionalisme Indonesia yang kemudian diikuti organisasi-organisasi nasional lainnya. Pada kurun waktu 1945-1950, jiwa nasionalisme diperteguh oleh semangat mempertahankan kemerdekaan, serta persatuan dan kesatuan Indonesia.
Hal itu sangat bertolak belakang dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Semangat nasionalisme bangsa Indonesia semakin berkurang. Kita terlalu menganggap remeh mereka para pejuang yang telah berjasa kepada kita. Bangsa Indonesia sedang mengalami masa-masa keterpurukan dalam dunia internasional.
Globalisasi berasal dari kata global yang artinya universal. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah Ada sebagain yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang.
Dampak positif adanya globalisasi adalah  Adanya  globalisasimenyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional; berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju; serta tingkat kehidupan yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Sedangkan dampak negatif dari adanya globalisasi diantaranya : Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran; hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri; mayarakat lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat; sikap individualistik yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga; serta kesenjangan sosial.
Cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme adalah kita perlu memahami pentingnya nasionalisme untuk menjaga integritas kita sebagai bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia perlu membenahi mentalitas warga masyarakatnya.Sikap mental yang kuat dan konsisten adalah salah satu bentuk konkrit yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini. Bangsa Indonesia harus bangkit kembali dengan semangat nasionalisme yang lebih besar lagi untuk menghadapi globalisasi. Kita juga perlu menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya; memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa; selektif terhadap pengaruh globalisasi di segala bidang.
B.     Saran
            Globalisasi memang tidak bisa dihindari. Jika kita menghindari justru akan menjadi manusia yang primitif lagi. Tetapi sebaiknya selektif terhadap pengaruh globalisasi. Dapat membedakan mana yang memberikan pengaruh baik dan mana yang memberikan pengaruh buruk bagi kita. Kita harus membekali diri dengan kepribadian yang kuat agar tidak mudah begitu saja terpengaruh dengan dampak negatif globalisasi. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah cara terbaik untuk tidak mudah terpengaruh dari arus globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Saroji dan Asy’ari.2006.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta : Erlangga.
Jamli, Edison dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi Akasara
Kohn, Hans.1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sunarso, dkk.2008.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta : UNY Press.

Minggu, 09 Desember 2012

Opportunities and Challenges of the Special Autonomy for Papua Province


By. Septinus Tipagau
Different views of the Papuan people perceive that Law. 21 of 2001 on Special Autonomy for Papua Province as one legal product that will improve life for the people of Papua are still excluded from many aspects of life. But the reality on the ground shows that the dream of the people of Papua was thwarted by political interest groups at the level of central government, provinces, and districts/cities throughout Papua.
Why is that? Concrete examples that we can see and feel is at the time of admission candidates for Civil Servants this year made ricu and demonstrations throughout the district in Papua province, whether it's a new district (administrative) and the old district (devinitive). Not only that but office/echelons of government bureaucracy to the system, this field is not swstapun sons and daughters of people of Papua, so life seems excluded.
After and experience themselves, the question is this which meant that the central government with the title "His Excellency the Papuans in the Affairs Being Alone"? if so then psychologically the Central Government, Provincial Government and Regency/City has killed the Papuan people indirectly. If back in history the birth of a special autonomy law within 25 years, so now the rest of the 14 years as rare to be able to deaden tikat and demands of the people of Papua on the issue of "Free Papua" but should, instead utilizing by officials at all levels to seeking office as well as the interests of the game of corruption, korusi, and nepotism (KKN). So the question is, who will bear any kind of screaming, crying, suffering, slaughter, indimidasi, and duping the government to the people of Papua?
In essence, the Special Autonomy Law as a legal basis in order to build a fully human Papua in running the development, the government of Papua special autonomy need actual meaning. In theory, the meaning of autonomy or autonomy comes from the Greek auto means self, meaning nomous law or regulation. While the Dutch literature Autonomy means self-government (Zelfregering) which by Van Vollenhoven at the top; Zelfwetgeving (make laws themselves), Zelfuitvoering (implement their own), Zelfreschtpreak (judge himself), and Zelfpolitie (acting on its own). But the reality, one meaning of the special autonomy law is in its application, because the concept on paper does not match the real condition in the field. Papuan People want to be in the remainder of the existing government is expected to make approaches that persuasip fairly and with dignity and to realize aspirations for Papuans in all sectors of life to be able to manage and organize their own, so that the meaning of a great master own country really materialized.
In the development of autonomy in various countries include several types according to the conditions, there are at least (5) Autonomous kind ever applied in various countries in the world, among others; Autonomous organic (organic household), Autonomy Formal (Formal households), Autonomy material (household material/substantive), Autonomy real (real household), Autonomy real responsible and dynamic.
Thus, it can be analyzed that the special autonomy that is given to the Central Government that the people of Papua inconsistent with existing theories. So to say that the people of Papua, special autonomy has failed it is reasonable. Special autonomy was born according to local conditions, but the implementation does not match the expectations of the people of Papua because it is always in reserve and policy makers. So it can be said that the special autonomy law is merely a form of poverty and unemployment transfers from outside Papua, to open up opportunities and possibilities for the non Papuans to utilize a number of opportunities available, not the actual special autonomy. This is reasonable, because the special autonomy law there is no guarantee a clear, firm and details that describe the shape become masters in their own country for the actual Papua. Since there is no chapter and verse that specifically set for Papua in detail (Perdasi/Perdasus).
Thus we all hope that the government as an agent of change in the wheels of government in this particular era of autonomy needs to be a recognition of the "GOD Papuans, Nature Papua, Papuan People" to be set up their own households and appreciate and respect the rights of indigenous that the meaning of the Special Autonomy Law is not just the name on the lips and the concept alone, but is an expectation conscience of the people of Papua.